PERLIMA BERBAGI: BERKOLABORASI DALAM KISAH DAN INSPIRASI

Ditulis oleh: Sartini


Kolaborasi yang manis. Sebagai seseorang yang didapuk menduduki kursi komandan Pos Berbagi Perlima, seharusnya aku datang lebih awal, mempersiapkan ini, itu dan segalanya. Namun, apa hendak dikata, ternyata bebarengan dengan acara lain. Jadilah meski terlambat aku tetap datang dengan semangat membara, eaaa.

Aku sampai di lokasi acara yang bertajuk “Bagaimana Mengasuh Anak Tanpa Kekerasan?” pukul 10.00lebih banyak. Terlambat hampir 45 menit dari jadwal tertera di flyer. Dengan hati berbunga-bunga, aku memasuki gerbang Omah Padma. Hunian yang rindang, dengan aneka pohon yang jumlahnya kian bertambah dibanding kedatangan sebelum-sebelumnya. Hatiku semakin bahagia lagi saat melihat peserta yang hadir luar biasa.



Acara berlangsung santai di salah satu barak Omah Padma. Peserta bisa ambil posisi duduk bebas, sambil menikmati kudapan yang disediakan sang pemilik Padmatour sekaligus ratu Omah Padma (OP), Kak Wina Bojonegoro. Aku bergabung ketika acara sedang berjalan, di tengah seru-serunya sesi tanya jawab. Kedatanganku disambut juru potret andal Perlima--Kak Achakawa, juga Kak Wina, sang tuan rumah. Aku sangat terharu di acara ini. Peserta yang kebanyakan ibu muda begitu antusias bertanya dan berbagi kisah.

Tibalah pada sesi berbagi kisah. Salah satu peserta menguak masa lalunya saat menjadi korban trauma masa kecil dengan berderai air mata. Ibu ini terisak saat bercerita pernah menjadi korban pelecehan seksual oleh teman dekat ayahnya. Dia merasa tidak mendapat perlindungan dari ayah maupun ibunya karena dianggap anak kecil. “Anak kecil tahu apa!” Begitu kata mereka. Sejak saat itu, dia menjadi pendiam dan merasa tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Kemudian, dia lebih banyak tinggal dengan neneknya.



Muncul pertanyaan dari pemateri. “Siapakah yang paling anda kagumi dalam hidup?”

Satu peserta menjawab, “Ibu mertua!” 

Sontak semua peserta bersorak. Kemudian, peserta yang menjawab pun menceritakan alasan mengapa ibu mertua yang dianggap mampu memberi kasih sayang yang tidak dirasakan semasa kecil. Masih banyak juga cerita dari peserta lain. Peserta semakin menunjukkan ketertarikan pada materi.

Pembawa acara sempat bertanya, “Apakah setuju jika kegiatan seperti ini sering diadakan di Omah Padma?”

Serentak para peserta menjawab, “Setuju!” 



Profesi peserta cukup beragam. Ada ibu rumah tangga, guru, karyawan perusahaan, dan lain sebagainya. Salah satu yang tak kalah semangat adalah Ibu Kades Capang Semambung. Ketika hampir tiba di pengujung acara, Kak Wina menawarkan pembuatan satu grup dengan nama kerabat Omah Padma, peserta menyambutnya dengan antusias. Nantinya mereka akan konsultasi via grup, begitu ujar mereka.

Ada satu hal lagi yang membuat aku dan kawan-kawan Perlima terkejut—sekaligus salut. Ada satu peserta yang sudah pulang dan tiba di rumah, tiba-tiba kembali lagi ke OP. Rupanya, dia belum menuliskan nomor HP di daftar presensi. Dia khawatir tidak akan dimasukkan ke dalam grup dan ketinggalan informasi. 



Perlima Berbagi—perdana di 2024—ini sungguh mem-bungah-kan ati. Terima kasih kerabat OP, Padmatour, ratu Omah Padma Kak Wina Bojonegoro, Kak Wiwit beserta anak dan cucu cantiknya, Kak Achakawa juru potret andalan, Kak Nawang, Pakde Yoes, juga kakak-kakak tim kreatif Perlima, dan semua kru Omah Padma. Acara ini penuh berkah barokah.



Editor: Ihdina Sabili





 

No comments