Ditulis Oleh: RWilis
Judul: READING MAGIC, Keajaiban
Membacakan Nyaring yang Melejitkan Kecerdasan Anak
Penulis: MEM FOX
Copyright Versi Indonesia:
Noura Books
Jumlah Halaman: 212 plus Bio
Narasi dan List Judul Buku
Membacakan buku kepada anak adalah gagasan yang baik
demi kesenangan dan literasi mereka. Anda akan mendapati bahwa kegiatan
membacakan buku itu membuat santai dan menenangkan bagi diri sendiri, apalagi
bagi anak-anak. (hal. 195)
Mengapa saya memulai dari bab kesimpulan buku ini? Saya hanya ingin menyampaikan betapa membacakan buku kepada anak adalah wajib hukumnya (bagi saya), mengingat dahsyatnya atau saya lebih suka mengatakan sebagai keajaiban dari sebuah buku. Anak-anak, bahkan sejak dalam kandungan atau lima hari pertama kehidupannya, mulailah dibacakan buku. Suara, sentuhan, pelukan pertama adalah bukti cinta yang nyata bagi bayi. Bila anda mendeklarasikan diri mencintai anak-anak, apa buktinya? Segeralah, sekarang juga, mulai rutin membacakan nyaring. Bahkan meski hanya dengan sebuah buku. Satu buku yang sama dibacakan berulang kali, dan rasakan keajaibannya.
Kegembiraan membacakan nyaring, mengawali bab
pertama buku ini. Membaca buku ini sejak awal membuat bersemangat dan rasa
penasaran ingin terus membaca, menuntaskan bab demi bab. Semangat Mem Fox
membuat buku ini menyeringai terus menerus untuk dibaca. Betapa membacakan
nyaring mampu membuat terbuka pemerintah (di Australia dan negara-negara yang
menyadari), bahwa dengan memberikan perhatian, waktu dan dana untuk
mempromosikan literasi dini, akan lebih sedikit anggaran yang nantinya
diperlukan untuk menanggulangi buta huruf, kejahatan, depresi, pengangguran dan
untuk jaminan sosial. (hal. 14)
Ada dua puluh bab dalam daftar isi buku yang sangat fenomenal ini. Mem Fox, sang penulis, berkeliling dunia karena buku-bukunya yang menginspirasi, salah satunya Reading Magic ini. Dia bersama ilustrator Judy Horacek, juga menerbitkan banyak buku anak yang laris manis. Buku Where is the Green Sheep memenangkan Children Books Council of the Year 2005 - Early Childhood Medal dan telah terjual lebih dari satu juta buku di Australia. Jadi Anda wajib membaca buku ini. Buku yang menginspirasi para orang tua uantuk meneruskan kebiasaan baik membacakan nyaring kepada anak-anak sejak awal kehidupan mereka.
Sekali lagi mengapa membacakan nyaring? Membacakan buku adalah kegiatan yang ajaib: mengenal tulisan, bahasa dan pengetahuan. Ketiganya saling melengkapi, tidak bisa dispisah-pisahkan. Semakin sering kita membacakan nyaring kepada anak kita, dan semakin sering mereka membaca sendiri, maka semain banyak pengalaman yang akan mereka miliki mengenai dunia/pengetahuan yang mereka temui dalam buku. (hal. 100)
Membaca dan Keprihatinan Kita
Bila beberapa waktu lalu, komunitas kami, PERLIMA, Perempuan Penulis Padma, mengadakan kegiatan literasi yaitu Lokakarya Membacakan Nyaring dan Mendongeng sebagai bentuk pengabdian komunitas kepada Masyarakat. Hal ini didasari keprihatinan pada tingkat baca anak-anak Indonesia yang masih berada di urutan bawah dari negara-negara ASEAN. Pekerjaan rumah kita sebagai orang tua, guru dan stake holder yang berkepentingan dalam dunia pendidikan, masih panjang dan berliku. Mengapa tidak dimulai saja dari kebijakan Membacakan Nyaring?
Mengutip dari laman Badan Bahasa Kemendikdasmen mengenai Risalah Kebijakan Meningkatkan Literasi Indonesia Melalui Optimalisasi Peran Buku. Bahwa Literasi merupakan salah satu kunci penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Namun, tingkat literasi di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Berdasarkan hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, Indonesia berada pada peringkat keenam di Asia Tenggara dalam hal kemampuan membaca siswa usia 15 tahun. Skor rata-rata kemampuan membaca siswa Indonesia adalah 359 poin, lebih rendah dibandingkan dengan Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Selain itu, data terbaru dari survei yang dilakukan pada Januari-Februari 2025 menunjukkan hanya sekitar 20,7% masyarakat Indonesia yang rutin membaca setiap hari. Meskipun menurut Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) 2024 tercatat mengalami peningkatan, belum waktunya kita berbagga hati. Tingkat literasi kita masih memprihatinkan bukan?
Jadi, membacakan buku kepada anak-anak sejak dini adalah kebutuhan vital. Kebiasaan yang baik ini perlu secara terus menerus dikampanyekan. Orang tua, keluarga dan masyarakat sampai Negara harus peduli dan mulai sekarang juga, tidak lagi menunda-nunda membuat jadwal rutin membacakan nyaring kepada para bayi dan anak-anak usia dini, menjelang tidur misalnya. Atau sepuluh menit di pagi hari, dan sepuluh menit di malam hari.
Orang tua, buku dan anak-anak, terlibat dalam prosesnya, menciptakan kesenangan bersama, menguatkan bonding. Itulah bukti cinta paling mudah dan murah namun dahsyat hasilnya. Melahirkan generasi yang mencintai membaca, mencintai pengetahuan yang kelak akan memudahkan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Demi generasi emas yang membuat negeri indah ini tetap ada.
Surabaya,
07112025

No comments